home
about me
fave picks
contact
Happy New Year 1 Muharram 1428 H!!!
Saturday, January 20, 2007

Happy New Year.....hope it's gonna be a great year ahead....!
Make targets everyone!!!
And for me, the list will go very loooooonggg......:
Those are...........

TRYING to be :

a caring child to my parents and parents in law,
a good neighbour with more silaturahmi..... :)
a designated driver for my kids he he he, ndak ngebut2 amat nyetirnya.....
a loving mother...who's understand and always be a friend to Kalila and Nawal,
a loving, caring and supporting wife to my loving husband Ardha,
a good upline for all my downlines in Oriflame, iAllah to be Director this year!
a better Sharah, who keep her words and never in purpose breaking her promises,
a better Sharah, who always listen, nggak ngeyel towards her husband ;p,
a better Sharah, who always being positive towards something new, wants to learn and take action,
a better Sharah, who is learn from the past and face the future optimisticly,
a better Sharah, who always remember Allah SWT,
a better Sharah........yang insyaAllah hijrah supaya shalatnya lebih tertib, tidak mepet2 saat injury time (hiks), yang hasil shalat dan mengajinya terlihat dari perilakunya yang lebih baik kepada sesama....hiks hiks....kalo sekarang masih belang belontang deh....masih gampang naik pitam, masih suka gosip (weks), masih suka shopping2 gak perlu, masih ke-Sharahsharah-an bangets.......

Ehhmmm....dah, that's it for now....
Mudah-mudahan bisa tercapai semua. InsyaAllah, Amiin

Labels:

Lila Bisa Naik Sepeda Roda 2!
Tuesday, January 16, 2007














"As per today, Lila sudah bisa naik sepeda roda 2 lho tante.......jadi 2 olahraga
wajib yg menurut Ibu kudu dikuasai sudah aku kuasai....berenang dan
bersepeda.....renang itu kata Ibu perlu, just in case lagi berenang-renang ada yg kelelep dan
perlu bantuan...aku bisa nolongin....kalo naik sepeda itu perlu juga...supaya kalo
ibu perlu apa-apa aku bisa bantu beli di pasar , trus kalo aku les, tapi Ibu gak bisa
antar...ya aku naik sepeda ajah....he he he"

"Lila juga sudah bisa berenang gaya katak dan gaya bebas.....sekarang lagi belajar gaya punggung juga. ck ck ck, Alhamdulilah kata Ibu Sharah, soalnya Ibu aja cuma bisa gaya katak dan gaya punggung lho :)."

"Nanti tante lhat ya...foto-fotonya akan dipasang juga di sini..."

"Tapi sama Ibu, aku gak boleh les balet, soalnya katanya bajunya
metetet.....bolehnya tari daerah aja...padahal kan kalo tari daerah, bajunya juga
seksi2 kan ya ....ada yg pake kemben gituh...., tapi kata Ibu asik...bisa sering
jalan2 ke LN kalo lagi show, ck ck ck, ibu mah alasan ajah, padahal sih karena mo jalan-jalan ke
LN gratisan tokh."

Ditulis oleh:
Ibu Sharah
yg lagi bangga berats liat Lila bisa naik sepeda

Labels:

Kalila "Hermione Granger" Sugarda
Wednesday, January 10, 2007
Lila lagi in love dengan Harry Potter.....buku2nya digambari lambang love love love love semua.....Kata Ms Alda dan Ms. Anna, buku-buku teman-teman sekelas di B1 juga digambari love love semua oleh Kalila....saking in love-nya dgn Mr Potter. Di saat yang bersamaan, Lila "agak sedikit" sebal dengan Hermione Granger.....maybe she thought Hermione is her rival ;-), in order to get Mr Potter's attention, kek kek kek.................

Here it is Kalila and her magic wand ;-)

Labels:

Ibu di Media - "koran REPUBLIKA"
Sunday, January 07, 2007
Republika, 6 Januari 2007

Momtrepreneur
http://www.republika.co.id/kirim_berita.asp?id=277972&kat_id=458&edisi=Cetak

Berkantor di rumah, mereka mempunyai jam kerja melampaui jam kerja kantor. Tapi, mereka bisa mengasuh anak-anaknya.

Sembari menggelendot di punggung Nadia M Yuniardo (30 tahun), buah hatinya kadang melontarkan protes kecil. ''Kok mama maen komputer melulu sih?''
Seharian, Nadia pembuat milis bundainbiz- memang hanya di rumah. Tapi, ia tak semata sebagai ibu rumah tangga. Ia juga menjalankan bisnis. Jika ia sedang berada di depan komputer, tentu saja ia sedang tidak maen komputer, tapi sedang bekerja: menjawab e-mail, melayani pesanan, menulis motivasi untuk dikirim ke milis.

Kadang, saat anak dan suami membutuhkan perhatian darinya, membuat ia menunda pekerjaan. Bukan tak mungkin, pukul 11 malam ia masih bercokol di depan komputer untuk menjawab e-mail, menulis motivasi, atau yang lainnya.

Pilihan berani
Kepala jadi kaki, kaki jadi kepala. Inilah yang dirasakan Sharah Saleh Sugarda (31 tahun) dua tahun lalu: kerja keras banting tulang, tujuh hari dalam sepekan. Sebagai manajer SDM anyar sebuah perusahaan jasa keuangan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), pekerjaannya segepok.
Rutinitasnya pun gila-gilaan: berangkat pagi-pagi buta sebelum kedua anaknya, Kalila (5 tahun) dan Nawal (4 tahun), bangun tidur. Pulang ke rumah setelah keduanya tidur pulas. Tak cukup waktu buat si upik.

Saat weekend, tak jarang Sharah digempur jadwal yang lumayan padat. Alih-alih pelesir bersama keluarga, kerap kali ia harus berada di sebuah acara pelatihan karyawan. Jabatannya sebagai manajer SDM menuntutnya untuk itu.

Lulus sebagai sarjana ekonomi, Sharah bekerja sebagai auditor eksternal sebuah perusahaan di BEJ. Pekerjaannya setumpuk. Seringkali ia dituntut bermalam di kantor. Tak jarang harus terbang keluar kota. Ia sempat dirotasi menjadi auditor internal dan belakangan dipromosikan menjadi manajer SDM. Namun, tak ada perubahan berarti: pekerjaan justru kian berjubel. Anak-anak di rumah kian tak terperhatikan.

Rutinitas model begini dilakoni Sharah sepanjang dua tahun. Sepanjang itu pula, ia kehilangan waktu emas bersama kedua buah hatinya: ia tak dapat seratus persen melihat tumbuh kembang mereka. Kalila dan Nawal justru lebih banyak bersama baby sitter-nya.
Hingga momen titik balik itu pun tiba. Suatu waktu Kalila meraih juara lomba membaca doa di TK-nya. Saat itu para peraih penghargaan didaulat naik ke atas panggung. Kecuali Kalila, semua pemenang ditemani ibunya masing-masing. Saat disodori foto-foto acara tersebut, hati Sharah membatin, `'Wah cuma Kalila yang enggak ada ibunya.'' Setelah itu Sharah mengaku amat nelangsa.

Terusik
Naluri keibuan Sharah mulai terusik. Setelah bekerja selama enam tahun, Sharah pun melakukan langkah berani. `'Saya resign dari pekerjaan,'' kata dia. Ia mengaku ingin fokus membesarkan sang buah hati. Meski untuk itu, Sharah mesti rela melepas kariernya yang tengah menanjak. Termasuk gaji yang lumayan menggiurkan.

Untungnya, sebelum resign, Sharah telah menjadi anggota beragam milis. Salah satunya adalah milis www.bundainbiz.com. Ini adalah situs tentang ibu-ibu yang ingin berbisnis, tetapi tetap bisa memomong anaknya di rumah. Sharah memperoleh banyak peluang bisnis, strategi memulai bisnis dari rumah, termasuk motivasi-motivasi berharga. Saat ini Sharah malah didapuk menjadi moderator milis yang beranggotakan 500 ibu-ibu ini.

Berkat relasinya di dunia virtual, Sharah kini sudah dapat menekuni pelbagai bisnis. Di antaranya, bisnis multilevel marketing (MLM) yang menjajakan sebuah produk kosmetik. Ia juga berbisnis kain sulam, busana, serta mukena limited edition dengan label Nadja. Ia menjualnya lewat internet.

Yang jelas, kata dia, semua bisnisnya dirancang agar bisa dikendalikan dari rumah. Order desain kain sulam, misalnya, sudah bisa dilakukan via telepon atau e-mail dan diantar lewat kurir. Untuk prospek MLM, Sharah pun terhitung jarang melakukannya secara off-line (tatap muka), kecuali untuk klien yang kurang melek internet. Praktis saat ini ia adalah seorang mom work at home alias ibu yang bekerja dari rumah.

Sharah tentu tidak sendirian. Ada Nadia dan sekitar 500 ibu yang menjadi anggota milis bundainbiz juga memiliki mimpi yang sama. Yaitu, ''Menghasilkan uang dari rumah, namun tetap bisa mengasuh anak,'' kata Nadia.

Tapi, menurut Nadia, dari sekitar 500 anggota milis itu, baru seperlimanya yang benar-benar telah menjadi mom work at home. Sebagian besar masih dalam tahap transisi. Nah, milis ini menyiapkan tiga amunisi penting: strategi menumbuhkan keberanian memulai usaha di rumah, ajang sharing, sekaligus informasi peluang usaha. Milis bundainbiz dijadikan wadah diskusi topik-topik yang berkaitan dengan bisnis, home business, dan bekerja dari rumah.

Selama 2000 - awal 2006, Nadia menjadi jurnalis lepas website musik di Singapura. Inilah pengalaman awal bekerja di rumah. Pekerjaan ini yang membawanya pada satu kesimpulan: bekerja di rumah dan berselancar di internet adalah comfort zone bagi dirinya.

Bukan cuma itu. Pengalaman enam tahun mengobok-ngobok dunia virtual justru memberinya ilmu berbisnis via internet. Nadia pun mengakhiri karier reporternya. Bermodalkan ini, Nadia banting setir menjadi pebisnis dunia virtual. Ia menjual busana muslim lewat internet, menjalankan bisnis desain website, blog, logo. ''Semuanya bisa dilakukan dari rumah dan hanya bermodalkan satu unit komputer,'' tutur ibu dua anak ini yang mengaku minimal mengantongi Rp 3 jutaan dari bisnisnya ini dalam sebulan. imy

Labels: