home
about me
fave picks
contact
Cerita Shubuh
Tuesday, March 06, 2007
Setelah menyiapkan bekal sarapan untuk suami tercinta yang baru saja berangkat ke Cirebon, sambil menunggu shubuh saya menyalakan lap top dan seperti biasa ngecek email dan web untuk lihat apakah ada transaksi yg settled di web trus balas2 email2 yang masuk. Tapi mau mulai kerja menyelesaikan pekerjaan yang masih pending kok rasanya malas sekali….pengennya habis Shubuh tidur lagi J aja.

Tapi saat lihat tulisan pending item di post it yang saya tempel dekat lap top, selesai shalat Shubuh, saya paksakan juga nongkrong di depan lap top untuk mulai bekerja…… Sepiiiii banget pagi ini, mungkin karena hujan si mbakpun ketiduran belum bangun.

Saking sepinya saya bisa dengar sekitar pukul 6 tepat, ada suara benda dilempar ke pintu depan rumah….disertai suara motor menjauh…..hmmm itu pasti suara koran yg dilempar oleh loper koran langganan saya.

Pukul 06.05, “Bacaaang…, lontong sayur….kue-kue…”, saya dengar lagi suara pedagang makanan keliling berputar kelliling komplek.

Pukul 06.10, tetangga sebelah rumah saya yang sudah cukup sepuh mulai memanaskan mobilnya, tentu saja sebentar lagi beliau siap-siap akan berangkat ke kantornya.

Selang lima menit, lewat pula meramaikan pagi, pedagang roti langganan kami…beli satu ah…..Hmmm, tapi si mbak masih pada di belakang kayaknya…sayapun langsung keluar dan memanggil si Bapak penjual roti.

Saat saya keluar membuka pintu, dingin di luar sana langsung menyergap…masyaAllah, ternyata dingin sekali dan kencang juga anginnya, cepat-cepat saya pesan dan membayar 1 bungkus roti tawar kesukaan anak-anak dan segera masuk ke dalam. Fiuh, Alhamdulilah hangat lagi, sekilas tadi saya ngobrol sama si Bapak penjual rotinya, “Dingin banget ya pak, hujan2 gini nggak neduh dulu?”, si Bapak terus bilang “lah, sayang mbak kalo gak jalan, pagi-pagi banyak pelanggan yang beli…..jadi ya jalan terus aja jemput rejeki, kan udah pake jas hujan”, sambil merapatkan tutup kepalanya si Bapakpun mengangsurkan roti yang saya beli beserta uang kembaliannya.

Ya Allah, tiba-tiba saya merasa malu sekali ingat percakapan tadi, ternyata saya masih jauh lebih nyaman dibandingkan si bapak penjual roti, di dalam rumah saya sudah tentu lebih hangat dan nyaman dibanding mereka yang sudah mulai beraktivitas di luar sana. Saya hanya perlu bangun pagi-pagi saja tapi tidak perlu keluar rumah seperti mereka, tidak perlu meninggalkan anak-anak saya…bahkan saya masih dapat memperbaiki letak selimut mereka untuk melindungi dari dinginnya cuaca pagi ini…dan dengan melakukan semua itu saya masih tetap dapat bekerja.

Kalaupun tadi saat akan mulai kerja terasa agak malas, saya tinggal wudhu saja supaya segar, dan mengambil baju hangat di lemari, menggunakannya untuk kemudian kembali bekerja dengan nyaman. Duuuuhhh…… iAllah besok-besok tidak malas lagi memulai aktivitas sejak shubuh hari….malu sama si Bapak penjual kue, malu sama si Bapak penjual roti, malu sama si loper koran…malu sama tetangga…...dan terutama malu sama diri sendiri. Mau dapat rejeki tapi kok malas mulai kerja pagi-pagi….

Terima kasih Ya Allah, atas semua nikmat ini, ampunku kepadaMU jika seringkali aku lupa dengan semua nikmatMu untukku.

Rabu, 7 Maret 2007
Shubuh yang berhujan dan dingin

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home